1 Korintus 3 : 16 – 17

Diambil dari khotbah Pdt. Dr. Martin Harefa, Minggu, 20 Mei 2018

Pendahuluan

Korintus adalah sebuah kota metropolitan di Yunani yang sangat terkenal. Kota ini menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai, kaya raya secara materi dan bejat secara moral. Paulus bersama rombongannya tinggal selama 18 bulan dan mendirikan jemaat Kristen di kota Korintus. Jemaatnya terdiri dari sedikit orang Yahudi dan mayoritas orang Yunani yang dahulu adalah penyembah berhala dan penganut faham filsafat Yunani. Surat 1 Korintus ditulis oleh Paulus dalam perjalanan Penginjilan yang ke-3, saat ia berada di kota Efesus. Banyak masalah muncul di dalam jemaat Korintus karena mereka hidup secara duniawi dan tidak dengan tegas memisahkan diri dari masyarakat yang menyembah berhala di sekeliling mereka.

Dalam perikop ini Paulus menegaskan kepada jemaat Korintus bahwa tubuh ini adalah bait Roh Kudus, rumah bagi Roh Allah dan tempat kediaman Allah. Pemahaman filsafat Yunani mengatakan bahwa tubuh manusia nilainya rendah. Faham ini berkata: tubuh manusia adalah penjara jiwa. Karena jiwa itu baik, sedangkan tubuh adalah jahat, maka kita harus berusaha melepaskan jiwa dari tubuh. Epictus seorang filsuf berkata: hal terpenting adalah jiwa manusia, tubuh hanyalah materi yang tidak penting.

Penting dipahami oleh orang Kristen: dalam perspektif theologi, ajaran atau pemahaman filsuf tersebut sesat. Karena ajaran ini memojokkan Allah sebagai pencipta yang maha baik, yang menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Dia

Kejadian 1:26-27

Ajaran yang mengatakan tubuh manusia itu jahat, jelas-jelas menghina dan merendahkan pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib, yang menebus manusia secara total.

Untuk melawan ajaran dan pandangan yang salah terhadap tubuh manusia, maka Paulus berkata: “Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus?”.

Inilah latar belakang dari pernyataan Paulus, karena jemaat di Korintus sudah dipengaruhi oleh ajaran dan pandangan filsafat yang sesat. Mereka mengabaikan kekudusan tubuh sebagai tempat tinggal Roh Kudus, tempat kediaman Allah yang kudus. Mereka mengotori bait Allah dengan perilaku hidup yang sarat dengan kejahatan dan percabulan, sehingga merendahkan penebusan Yesus yang sudah menebus manusia seutuhnya (roh, jiwa, tubuh).

Apa saja dampak dari Roh Kudus yang mendiami hidup kita?

Ada beberapa dampak ketika Roh Kudus mendiami hidup kita, yaitu:

  1. Memberi kekuatan untuk menang dalam pergumulan batin (Roma 7:22-23)
  2. Hidup dipenuhi buah Roh (Galatia 5:22-23)
  1. Memberi Kekuatan Untuk Menang Dalam Pergumulan Batin

Pahamilah bahwa di dalam hati kita (jiwa+pikiran) dipengaruhi oleh 2 kekuatan yang berbeda, yaitu:

  1. Keinginan yang baik (Roh Kudus)
  2. Keinginan yang jahat (kedagingan, sifat-sifat lama)

Roma 7:22-23 “Sebab di dalam batinku, aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang  melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa  yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.”

Di dalam batin (hati, jiwa, pikiran, perasaan) ada dua kekuatan yang tarik menarik yaitu Roh Kudus dan kedagingan (tubuh / sifat-sifat lama)

Siapa yang menang dari tarik menarik / pertempuran di dalam hati / jiwa manusia setiap saat? Tergantung kepada kekuatan mana hati kita memberi perhatian. Jika kita memberi hati kita makanan yang rohani dan mengijinkan Roh Kudus berkuasa, Ia akan menguasai kita. Tapi jika kita membiarkan rohani kita kelaparan dan memberi makanan kepada kedagingan atau sifat-sifat lama dalam diri kita, maka tubuh kita yang berkuasa dengan keinginan-keinginan dosa.

Roma 8 : 5 “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.”

Kurangnya pengendalian diri sering membuat kita kalah dalam pertempuran batin setiap hari. Syukur kepada Allah karena Roh Kudus menuntun kita untuk mengembangkan penguasaan diri.

  1. Hidup dipenuhi Buah Roh Kudus

Galatia 5:22–23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Billy Graham mengelompokkan buah Roh Kudus menjadi 3 bagian yaitu :

  1. Kasih, sukacita dan damai sejahtera merupakan hubungan kita dengan Allah
  2. Kesabaran, kemurahan dan kebaikan merupakan hubungan kita dengan sesama
  3. Kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri merupakan sikap dan kelakuan dalam diri sendiri
  1. Kasih = Agape (Yunani)

Bentuk kasih yang tertinggi dan termulia yang melihat objeknya sebagai sesuatu yang sangat berharga

  1. Sukacita = Chara (Yunani)

Perasaan senang yang berlandaskan kasih, kasih karunia, berkat dan janji serta kehadiran Allah yang dimiliki orang-orang percaya

1 Petrus 1 : 8 “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan”

  1. Damai sejahtera = Eirene (Yunani)

Ketenangan hati dan pikiran yang berlandaskan pengetahuan bahwa semuanya beres antara kita dengan Bapa di surga

  1. Kesabaran = Mackrothumia (Yunani)

Ketabahan, panjang sabar, tidak mudah marah atau putus asa.

2 Timotius 3:10 “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.

  1. Kemurahan = Chrestotes (Yunani)

Tidak mau menyakiti orang lain atau menyebabkan penderitaan

Efesus 4 : 32 “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”

6.Kebaikan = Agathosune (Yunani)

Bergairah akan kebenaran dan keadilan serta membenci kejahatan. Dapat diungkapkan dalam perbuatan baik atau dalam menegur dan memperbaiki kejahatan.

Matius 21:12–13  “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”

  1. Kesetiaan = Pistis (Yunani)

Kesetiaan yang teguh dan kokoh terhadap orang yang telah dipersatukan dengan kita oleh janji, komitmen, sifat layak dipercayai dan kejujuran.

Roma 3:3 “Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?

  1. Kelemahlembutan = Prautes (Yunani)

Menggambarkan seseorang yang bisa marah pada saat yang diperlukan dan bisa tunduk dengan rendah hati apabila itu diperlukan.

2 Timotius 2 : 25 “dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran”

  1. Penguasaan diri = Egkrateia (Yunani)

Menguasai keinginan dan nafsu diri sendiri, termasuk kesetiaan terhadap ikrar pernikahan juga kesucian

1 Korintus 9:27 “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”

Pertanyaan :

  1. Bagaimana Pengalaman Saudara menghadapi pertempuran dalam batin? Mana yang lebih sering menang? Ceritakan pengalaman Saudara!
  2. Bagaimana pengalaman Saudara dalam menghasilkan buah Roh? Apa hambatan yang Saudara alami?
Category Khotbah
Write a comment:

*

Your email address will not be published.

Follow us: