Martiana Butar-Butar (34), peserta didik Sekolah Orientasi Melayani (SOM) Angkatan Ke-39, menyatakan tertarik ikut SOM di GKRI Diaspora City Center karena melihat suaminya, David Sitio, berubah drastis setelah juga ikut SOM pada angkatan sebelumnya.

Suasana kelas I – Aku Pasti Selamat SOM Angkatan Ke-39, Rabu (4/9/2019). Foto: Oskar Sinaga.

“Saya melihat perubahan di dalam diri suami. Kalau dulu, dia jarang saat teduh, sekarang rajin. Suami juga terlihat lebih bijaksana; sekarang tidak suka marah-marah,” ujar ibu dari Tiara (7) dan Ieva (5) tersebut.

Menurut Martiana, suaminya juga sekarang pengetahuannya tentang Alkitab maju pesat. “Saya pikir, saya juga harus belajar Alkitab, nih, agar jika berdiskusi dengan dia, saya bisa nyambung,” kata boru Batak yang sudah merantau di Jakarta sejak 2007 itu.

Bagi Martiana, ikut SOM ini sangat bermanfaat. Kebetulan, suaminya juga menjadi pengerja di gerejanya, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Depok, Jawa Barat. “Dibanding dengan teman-temannya pengerja, David terlihat berbeda. Pengetahuannya tentang Alkitab makin bertambah

“Dibanding dengan teman-temannya pengerja, David terlihat berbeda. Pengetahuannya tentang Alkitab makin bertambah,” ujarnya.

Martiana Butar-Butar sesaat sebelum kelas SOM dimulai, Rabu (4/9/2019).

SOM Angkatan ke-39, saat artikel ini ditulis, sudah memasuki pertemuan ketiga, setelah pembukaan pada tanggal 21 Agustus 2019. Martiana masuk pada kelas awal (kelas I) atau kelas yang diberi nama Aku Pasti Selamat.

Pengajar kelas ini adalah Pdt. Bambang Sungkono (70), yang merupakan salah seorang gembala sidang di GKRI di Jakarta. Masa belajar di kelas I selama 8 kali pertemuan, setiap Rabu pukul 18.30-20.30. Pada akhir kelas akan diadakan retret. Biasanya digelar di daerah puncak. “Ini disertai dengan inaugurasi kelulusan para peserta didik,” kata Ev. Okterina Telaumbanua, pendamping pengajar di kelas Aku Pasti Selamat. (al)

CategoryUncategorized
Write a comment:

*

Your email address will not be published.

Follow us: